PILIH DICINTAI ATAU MENCINTAI?

Pertanyaan ini sering sekali muncul ke permukaan jagat raya. Ayolah itu bukan pertanyaan, tapi sebuah jebakan dan keduanya itu sama-sama sesat.

Oke, mari kita bedah.

Misal kita pilih dicintai. Apa yang akan terjadi?
Pasti kamu akan dihantui rasa bersalah karena membohongi perasaan kamu sendiri dan dia juga tentunya. Kamu punya kesempatan paling besar untuk menyakiti, dan itu jahat. Kamu selalu minta dimengerti tanpa mau mengerti dia yang mati-matian mengejar kamu. Kalau kamu tidak cinta jangan dipaksa hanya karena kasihan, hanya karena tak ada pilihan, hanya karena coba-coba. Pada kenyataannya yang terluka bukan cuma dia, tapi kamu juga.

Setidaknya kalau memang kamu pilih dicintai, tumbuhkan juga rasa cinta itu hatimu. Belajar mencintainya, hargai perjuangan dan perasaannya. Direla melakukan segala hal demi kamu, balas budi kek. Jangan malah memanfaatkan keadaan. Berbuat seenaknya tanpa memikirkan perassannya.

Jadi orang jahat ternyata sangat lah mudah.

Baik kita lihat sisi yang satunya lagi, memilih mencintai.

Ini jauh lebih berat. Demi orang yang kita cintai rela melakukan segala hal mulai dari menjadi orang lain sampai menyakiti diri sendiri. Cinta boleh, tapi logika harus tetap jalan. Jangan mau diperbudak perasaan yang sebenarnya kamu tahu kalau cinta kamu itu gak berbalas.

Mungkin kamu beranggapan kalau dia pasti lama-lama akan mencintaimu juga. Iya, tapi lamanya itu kamu harus punya terget mau sampai kapan. Aku rasa 1 tahun itu lebih dari cukup untuk menjadi batas target kamu. Kalo lebih dari itu, bodoh sih.

Batasan mengenai perlakuannya juga harus jadi pertimbanganmu. Bagaimana dia memperlakukanmu, masih normalkah? atau sudah tidak manusiawi lagi. Pikirkan lagi.

Ingat kejahatan tertinggi adalah menyakiti diri sendiri.

Dari dua pilihan tersebut, tak ada yang baik menurutku. Dua-duanya sama-sama sakit.

Cinta itu dua arah,
Cinta itu satu tujuan
Cinta itu tak mendominasi.



  

No comments:

Post a Comment

Pages